PERBEDAAN
KARYA TULIS ILMIAH, POPULER DAN NON-ILMIAH
A.
Karya Ilmiah
1. Pengertian
Ada beberapa pengertian
dari karya ilmiah, yakni:
Menurut Brotowidjoyo
karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan
ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat
juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan,
penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan
sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya atau keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).
Karya ilmiah merupakan
karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang
dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal
secara logis dan sistematis kepada para pembaca.
Karya ilmiah adalah
tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat
bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan menyajikan fakta umum
serta ditulis menurut metodologi penulisan yang benar. Karya ilmiah ditulis
dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan dan
didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya
Karya tulis ilmiah adalah
suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan itu dilakukan
berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui
suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode
ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap
permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan
penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul
suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari
penelitian tersebut.
Dari berbagai macam
pengertian karya ilmiah di atas dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud karya
ilmiah dalam makalah ini adalah, suatu
karangan yang berdasarkan penelitian yang ditulis secara sistematis,
berdasarkan fakta di lapangan, dan dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah.
2. Ciri Karya Ilmiah
Tidak semua karya yang
ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah karya
ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:
a. Objektif
Keobjektifan
ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan
yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang
disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
b. Netral
Kenetralan
ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari
kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh
karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau
mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
c.
Sistematis
Uraian
yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola
pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan
sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah
alur uraiannya.
d. Logis
Kelogisan
ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau
deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola
induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis
digunakan pola deduktif.
e. Menyajikan
Fakta (bukan emosi atau perasaan)
Setiap
pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu
menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional
(menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang
berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah
seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
f.
Tidak Pleonastis
Maksudnya
kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak
berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
g. Menggunakan
Ragam Bahasa Formal
3. Syarat Karya Ilmiah
Berikut ini adalah
syarat-syarat karya ilmiah :
Karya tulis ilmiah memuat
gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
Keindahan karya tulis
ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
Alur pikir dituangkan
dalam sistematika dan notasi.
Karya tulis ilmiah terdiri
dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur
pikir yang teratur.
Karya tulis ilmiah harus
mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandungdalam hakikat ilmu dengan
mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
Karya tulis ilmiah terdiri
dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan)
dan argumentasi (alasan).
4. Jenis Karya Ilmiah
Pada prinsipnya semua
karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Dalam hal ini yang
membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan serta panjang pendeknya karya
tulis ilmiah tersebut. Secara garis besar, karya ilmiah di klasifikasikan
menjadi dua, yaitu karya ilmiah
pendidikan dan karya
ilmiah penelitian.
1.
Karya Ilmiah Pendidikan
Karya ilmiah pendidikan
digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta sebagai persyaratan mencapai
suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan terdiri dari:
a. Paper (Karya Tulis)
Paper atau lebih populer
dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume
dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang
diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya.
Tujuan pembuatan paper ini
adalah melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari mata kuliah atau ceramah
yang diajarkan oleh dosen, penulisan paper ini agak di perdalam dengan beberapa
sebab antara lain, Bab I Pendahuluan , Bab II Pemaparan Data, Bab III
Pembahasan atau Analisisdan Bab IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan
saran.
b. Pra Skripsi
Pra Skripsi adalah karya
tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendapatka gelar
sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenja0ng
akademik atau setingkat diploma 3 ( D-3).
Format tulisannya terdiri
dari Bab I Pendahuluan (latar belakang pemikiran, permasalahan, tujuan
penelitian atau manfaat penelitian dan metode penelitian). Bab II gambaran umum
(menceritakan keadaan di lokasi penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan
penelitian), Bab III deskripsi data (memaparkan data yang diperoleh dari lokasi
penelitian). Bab IV analisis (pembahasan data untuk menjawab masalah
penelitian). Bab V penutup (kesimpulan penelitian dan saran)
c. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis
ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain.
Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta- fakta
empiris-objektif baik berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan )
maupun penelitian tidak langsung (study kepustakaan)skripsi ditulis sebagai
syarat mendapatkan gelar sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan
mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan emperis.
d. Thesis
Thesis adalah suatu karya
ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada skripsi, thesis merupakan syarat
untuk mendapatkan gelar magister (S-2).
Penulisan thesis bertujuan
mensinthesikan ilmu yng diperoleh dari perguruan tinggi guna mempeluas khazanah
ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah ini terutama
berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang
suatu hal yangmenjadi tema thesis tersebut.
e. Disertasi
Disertasi adalah suatu
karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh
penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci. Dalil yang
dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan
senat guru besar atau penguji pada sutu perguruan tinggi, desertasi berisi
tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang
lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut,
penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi
berhak menyandang gelar Doktor.
2.
Karya ilmiah Penelitian
A. Makalah seminar
1. Naskah Seminar
Naskah Seminar adalah
karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan
yang akan disampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil
penelitian pemikiran murni dari penulisan dalam membahas atau memecahkan
permasalahan yang dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.
2. Naskah Bersambung
Naskah Bersambung sebatas
masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut karya tulis ilmiah.
Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul atau title dengan pokok
bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan secara
bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan data penelitian dalam waktu
yang berbeda.
B. Laporan Hasil Penelitian
Laporan adalah bagian dari
bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukan secara relatif
singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan sebagai karya tulis ilmiah karena
berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.
C. Jurnal Penelitian
Jurnal penelitian adalah
buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal penilitian dan resensi buku.
Penelitian jurnal ini harus teratur continue dan mendapatkan nomor dari
perpustakaan nasional berupa ISSN (international standard serial number).
B.
Karya Tulis Non-ilmiah
Karya non-ilmiah adalah
karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan
biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu
formal).
Ciri-ciri karya tulis
non-ilmiah :
·
ditulis berdasarkan fakta pribadi
·
fakta yang disimpulkan subyektif
·
gaya bahasa konotatif dan populer
·
tidak memuat hipotesis
·
penyajian dibarengi dengan sejarah
·
bersifat imajinatif
·
situasi didramatisir
·
bersifat persuasif
·
tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk
karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.
C. Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non-ilmiah
Istilah karya ilmiah dan
nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia
tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa
menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan
tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun
nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki
perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang
dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu
hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian
antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan
pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis
dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau
cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui
proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam
bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik
penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para
ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan
nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk
semi-ilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara
karangan semi-ilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza
(2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan
semi-ilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika
dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu
tertentu, dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut
sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semi-ilmiah lebih
mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus.
Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati
kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan
karangan semi-ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk,
karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang
tidak selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.
Berdasarkan karakteristik
karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang
tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis,
disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi;
yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen,
cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat
bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta
umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat
subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan
populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah
bersifat (1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis,
lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi, (2) persuasif: penilaian fakta
tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir
pembaca dan cukup informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian
imajinatif dan subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
D. KARYA TULIS POPULER
Karya tulis ilmiah populer merupakan karya ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan dalam bahasa yang santai dan mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Slamet Suseno (dalam Dalman, 2012: 156) mengemukakan bahwa karya tulis ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan jalan menyadur tulisan orang lain daripada dengan jalan menulis gagasan, pendapat, dan pernyataannya sendiri. Karya ilmiah populer adalah karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai hal-hal kehidupan sehari-hari.
karya tulis ilmiah
populer adalah karya tulis yang berpegang kepada standar ilmiah, tetapi
ditampilkan dengan bahasa umum yang mudah dipahami oleh masyarakat awam dan
layout yang menarik sehingga masyarakat lebih tertarik untuk membacanya. Karya
tulis ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan jalan menyadur, mengutip,
dan meramu informasi dari berbagai tulisan orang lain, daripada menulis murni
gagasan, pendapat, dan pernyataan sendiri. Artinya, karya tulis ilmiah populer
lebih cocok disebut sebagi tulisan daripada karangan. Seperti yang dipaparkan
di atas, secara otomatis akan ada proses reduksi makna ilmiah dari makna
aslinya ketika digandengkan dengan kata populer. Namun meski melangalami
reduksi, kata-kata ilmiah tetap menggambarkan pertanggungjawaban penulisnya
secara ilmiah dengan pencantuman sumber rujukan.
CIRI-CIRI KARYA TULIS ILMIAH POPULER
Karya ilmiah (Dalman, 2012:113-114) memiliki ciri-ciri yang dapat dikaji minimal dari empat aspek, yaitu:
·
Struktur
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal, bagian inti dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan.
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal, bagian inti dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan.
·
Komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
·
Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan kata atau gaya bahasa impersonal .
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan kata atau gaya bahasa impersonal .
·
Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Sementara itu menurut Wardani (2006 : 1.6) ciri-ciri karya Ilmiah yaitu:
Dari segi isi, karya
ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan, deskripsi tentang
sesuatu atau pemecahan suatu masalah.
Pengetahuan yang
disajikan tersebaut didasarkan pada fakta atau data (kajian empirik) atau pada
teori-teori yang telah diketahui kebenaranya.
Sebuah karya ilmiah
mengandung kebenaran yang objektif serta kejujuran dalam penulisan.
Bahasa yang digunakan
adalah bahasa baku dan banyak menggunakan istilah teknis, di samping istilah
yang bersifat denotatif.
Sistematika penulisan
mengikuti cara tertentu.
Sedangkan ciri-ciri karya ilmiah populer menurut Hakim (2004 : 57) diurutkan sebagai berikut:
Bahan berupa fakta
yang objektif
Penyajian menggunakan
bahasa yang cermat, tidak terlalu formal tapi tetap taat asas, disusun secara
sistematis; tidak memuat hipotesis.
Sikap penulis tidak
memancing pertanyaan-pertanyaan yang meragukan.
Penyimpulan dilakukan
dengan memberikan fakta.
E. PERBEDAAN ANTARA
KARYA TULIS ILMIAH POPULER DENGAN KARYA TULIS ILMIAH MURNI
Perbedaan antara ilmiah populer dengan ilmiah murni (skripsi, tesis, desertasi, dan lain-lain) terletak pada bahasa penyampaian yang digunakan. Karya tulis ilmiah murni ditampilkan dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia resmi. Sementara ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, serta dapat dipahami masyarakat umum.
Dari segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya. Berbeda dengan karya tulis ilmiah murni yang lebih sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh dari jangkauan masyarakat awam.
Sarana untuk mempublikasikan karya ini hampir tidak ada yang berdiri sendiri secara utuh. Biasanya dalam suatu media massa, karya ini dipadukan dengan karya tulis nonilmiah. Karya ilmiah populer dapat kita jumpai pada majalah, koran atau tabloid.
Perbedaan antara ilmiah populer dengan ilmiah murni (skripsi, tesis, desertasi, dan lain-lain) terletak pada bahasa penyampaian yang digunakan. Karya tulis ilmiah murni ditampilkan dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia resmi. Sementara ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, serta dapat dipahami masyarakat umum.
Dari segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya. Berbeda dengan karya tulis ilmiah murni yang lebih sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh dari jangkauan masyarakat awam.
Sarana untuk mempublikasikan karya ini hampir tidak ada yang berdiri sendiri secara utuh. Biasanya dalam suatu media massa, karya ini dipadukan dengan karya tulis nonilmiah. Karya ilmiah populer dapat kita jumpai pada majalah, koran atau tabloid.
F. KARYA TULIS NON-ILMIAH
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
CIRI-CIRI KARYA TULIS NON-ILMIAH :
·
Ditulis berdasarkan fakta pribadi
·
Fakta yang disimpulkan subyektif
·
Gaya bahasa konotatif dan populer
·
Tidak memuat hipotesis
·
Penyajian dibarengi dengan sejarah
·
Bersifat imajinatif
·
Situasi didramatisir
·
Bersifat persuasif
·
Tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang
termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan
roman.
G. PERBEDAAN KARYA ILMIAH DENGAN NON-ILMIAH
G. PERBEDAAN KARYA ILMIAH DENGAN NON-ILMIAH
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
Pertama, karya ilmiah
harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual
objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti.
Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri.
Kedua, karya ilmiah
bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan
metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan
terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
Ketiga, dalam pembahasannya,
tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis
dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah
yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.
KARYA NON-ILMIAH BERSIFAT :
·
Emotif: kemewahan dan cinta lebih
menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit
informasi,
·
Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti.
Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan
cukup informative,
·
Deskriptif: pendapat pribadi, sebagian
imajinatif dan subjektif, dan jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
H. SIKAP ILMIAH
Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan oleh ilmuwan untuk mencapai hasil yang diharapkan (Iskandar, 1996/1997: 11).
Sikap-sikap ilmiah meliputi:
Obyektif terhadap
fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan
senang atau tidak senang.
Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.
Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.
Tidak tergesa-gesa
mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu.
Contoh: Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.
Contoh: Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.
Berhati terbuka
artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain, walaupun gagasan
tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara itu, jika gagasan
orang lain memiliki cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan
tersebut tidak ragu menolak temuannya sendiri.
Tidak
mencampuradukkan fakta dengan pendapat.
Contoh: Tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.
Contoh: Tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.
Bersikap hati-hati.
Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yang
didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja sesuai
prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat
mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh
kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.
Sikap ingin
menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi seorang ilmuwan
hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu merupakan hal penting
dan layak untuk diselidiki.
Contoh: Orang menganggap hal yang biasa ketika melihat benda-benda jatuh, tetapi tidak biasa bagi seorang Issac Newton pada waktu itu. Beliau berpikir keras mengapa buah apel jatuh ketika dia sedang duduk istirahat di bawah pohon tersebut. Pemikiran ini ditindaklanjuti dengan menyelidiki selama bertahun-tahun sehingga akhirnya ditemukannya hukum Gravitasi.
Contoh: Orang menganggap hal yang biasa ketika melihat benda-benda jatuh, tetapi tidak biasa bagi seorang Issac Newton pada waktu itu. Beliau berpikir keras mengapa buah apel jatuh ketika dia sedang duduk istirahat di bawah pohon tersebut. Pemikiran ini ditindaklanjuti dengan menyelidiki selama bertahun-tahun sehingga akhirnya ditemukannya hukum Gravitasi.
SIKAP ILMIAH SEORANG ILMUWAN
·
Tidak ada rasa pamrih
·
Selektif
·
Kredibilitas
·
Percaya/merasa pasti terhadap
penelitian terdahulu setidaknya telah mencapai suatu kepastian
·
Ada kegiatan rutin mengembangkan
ilmu
·
Punya sikap etis mengembangkan ilmu
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar